1. Pseudocode
2. Flowchart
1. Pseudocode
Pseudecode merupakan cara penulisan algoritma yang menyerupai bahasa pemrograman tingkat tinggi. Pada umumnya notasi pseudecode menggunakan bahasa yang mudah dimengerti secara umum dan juga lebih ringkas dari pada algoritma. Pseudecode berisi deskripsi dari algoritma pemrograman komputer yang menggunakan struktur sederhana dari beberapa bahasa pemrograman tetapi bahasa tersebut hanya ditujukan agar bisa terbaca dan dimengerti manusia. Sehingga pseudecode tidak dipahami oleh komputer. Supaya notasi pseudecode dapat dimengerti oleh komputer maka musti diterjemahkan ke dalam sintaks bahasa pemrograman tertentu.
Pada notasi pseudecode tidak aturan tertentu yang resmi. Disarankan untuk menggunakan kata kunci yang umum digunakan seperti if, then, else, while, do, for, repeat dan lainya. Struktur penulisan algoritma dengan notasi pseudeccode secara umum sama dengan notasi deskriptif.
Contoh penulisan algoritma menggunakan notasi pseudecode.
void function TikTok
for(i=0;i<=100;i++) {
set flag to true;
if i is divisible by 3
print “Tik”;
set flag to false;
if i is divisible by 5
print “Tok”;
set flag to false;
if flag, print i;
print a newline;
}
2. Flowchart
Flowchart merupakan penulisan algoritma dengan menggunakan notasi grafis. Flowchart adalah bagan yang mempelihatkan tahapan dari suatu program dan hubungan antar proses beserta penyataannya. Ilustrasi ini dinyatakan dalam simbol, setiap simbol mempunyai makna tertentu untuk proses tertentu. Simbol-simbol flowchart yang umumnya digunakan adalah simbol-simbol flowchart standar yang dikeluarkan oleh ANSI dan ISO.
Berikut simbol-simbol flowchart yang umumnya digunakan beserta contohnya :
Contoh penulisan algoritma menggunakan notasi flowchart
Tidak ada komentar:
Posting Komentar